Goresan PENA dari sang BISU

Tiada kulukis hari tanpa makna di setiap tarikan napas tuk mencium harumnya tinta hitam Dari sang pencatat

Manisnya perjalanan dalam dunia bagai kopy hitam penuh nikmat sebagai pengamat sendunya malam terseduh dalam irama panas aroma asap pengugah aroma estetika

Terlukis dalam setiap nada yang selalu bergerak mengikuti irama tarikan hembusan napas tanpa henti ataupun jeda,

Terselip antara rintihan gonggongan anjing dan merdunya kokokan sahutan ayam seakan memiliki waktu bergantian tuk berirama di kala malam,saat penghuni dunia tertidur dengan pulasnya

Mulut tak pandai berbisik apalagi bergurau sebab tak berkawan kala itu, hanya diri yang berbicar larut dalam kesunyian malam sampai mata memiliki bahasanya sendiri tak kan mau diam sebelum buyar penglihatan

Apa yang kau kira, apakah alam membisu? Tidak kawan! Coba kau hinggap pada dahan jam di jarum sunyi-sunyi itu kala mulut mu bungkam dengan sendirinya dikarnakan kau melihat dan mendengar suara yang begitu indah berirama secara beiringan

Mata yang pudar dari lelahnya melihat panorama tulisan jangan sampai kau khianati oleh lemahnya tangan dalam bergoyang di atas kertas putih bersama tinta hitam dan membiarkan mulutmu diam dalam seribu kata

Terlukis sebuah mimpi dalam nyata sebab mimpi yang nyata hanya bisa diraih bagi sang penikmat serta perindu malam yang matanya tak di habiskan tuk bersemayang bersama kasur-kasur penghambaan tanpa batas yang tak bertanggung jawab akan masa depanmu

Raihlah sebuah seni dalam hidup yang akan selalu kau hadapi sebagai pondasi menuju perjalanan masa depan di atas dipan-dipan tipis nan dingin yang tak sengaja kau lelap sebab lelahnya tintamu

Tak kau sendirian kawan sebab temanmu selalu ada di sampingmu menjadi pendamping menuju jembatan masa depan pembawa surat dari Allab lewat perjalanan nyatamu

Biarlah bisunya lidah terukir oleh sebuah gorena pena yang takkan punah oleh tulisan tanpa batas

#Yyun.

Tinggalkan komentar