Ego Pengikis Rasa Hormat

Arah angin sebagai landasan ingin manusia yang tak pernah berakhir oleh ikrar yang tertanam kokoh dalam diri manusia sampai ternilai sia- sia semata di depan kematian

Sebuah rasa ego mengatas namakan kepribadian unik anak zaman sekarang telah mengikis sebuah rasa hormat yang di tanamankan Tuhan dalam dirinya
sekarang telah menjadi duri merasuk dalam rasa menikam tak terasa bagai sebuah racun

Tertua tak lagi diperhatikan di lorongan jalan menundukkan kepala tak ada lagii hanya menjadi pilu bagi cerita tua sudah tak sama lagi laga seperti dulu

Ketenaran nafsu menjadi nafas sesat yang suatu saat merendahkan martabat terbawa lari oleh arus globalisasi melupakan asas-asas budi luhur telah di bawa lari oleh hilir kehidupan akal durjana tanpa hati

Tindakan jadul sudah tak berjudul lagi
Rasa iba tuk saling mengingatkan hilang bagai haluan angin
Kala kebenaran di depan mata di balik oleh gelora jiwa yang telah mati

Jangahlah ego menguasai rasa sampai menjadi racun bagi rasa lain
Kehidupan membutuhkan kan kepekaan karna kita bukanlah sebuah batu yang hanya diam kala di butuhkan dan damailah dengan semua keadaan agar engkau mengetahui bagimana rasa dari sebuah keadilan yang telah mulai terkikis ,memudar bagai kenangan yang terukir di atas air mata yang akan mati

HIDUPKAN RASA KEMANUSIAN BERLANDASKAN EGO KEAGUNGAN BUKAN EGO INDIVDUAL SEMATA

Teruntuk Para Pembungkam

Setiap jiwa tak dilahirkan lemah wahai para pengecoh alih-alih dunia pembabi buta
Setiap insan terlahir mandiri dengan prinsip yang kuat atas kiat tuk maju berlandaskan ilmu nan budi abadi

Kau bungkam dunia atas dasar kuasa kau miliki
Tak kah malu dirimu merasa diri bagai fir’aun yang mengiyakan dirinya sebagai Tuhan bertahun-tahun?

Hey kawan yang mati membisu tak harus kau bisu sampai dunia membusuk karna ahli-ahli jahannam, sebab kita terlahir sebagai pemimpin yang di takdirkan mampu menjadi kholifah yang amanah di bumi

Janganlah jadi pecundang yang merubah undang-undang Tuhan menjadi sebuah siasat sesat semata, kau bengkokkak jalan yang lurus sampai manusia kau siasati  binggung tanpa tahu lagi arah berlabu sampai tertelan dalamnya samudra, bahkan hilang tak kembali hanya tersisa kenangan lalu

Lihathat dan tenggoklah dunia teman yang bisu
Jika mulutmu tak berani bersuara kawan ingat Tuhan masih menghadiahkan mu tangan, hati dan utamanya akal untuk kau berpikir,
Hiduplah bagai perjuangan Jihad
Sebab setiap tarikan napas menuai catatan setiap tindak nan tingkah
Matilah sebagai pejuang yang menyuarakan kebenaran itu lebih baik dari pada mati layaknya batu sang bisu
Sebab anjinpun akan menggongong dan ayampun akan berkokok dengan kerasnya kala bertemu dengan kejahatan

Goresan PENA dari sang BISU

Tiada kulukis hari tanpa makna di setiap tarikan napas tuk mencium harumnya tinta hitam Dari sang pencatat

Manisnya perjalanan dalam dunia bagai kopy hitam penuh nikmat sebagai pengamat sendunya malam terseduh dalam irama panas aroma asap pengugah aroma estetika

Terlukis dalam setiap nada yang selalu bergerak mengikuti irama tarikan hembusan napas tanpa henti ataupun jeda,

Terselip antara rintihan gonggongan anjing dan merdunya kokokan sahutan ayam seakan memiliki waktu bergantian tuk berirama di kala malam,saat penghuni dunia tertidur dengan pulasnya

Mulut tak pandai berbisik apalagi bergurau sebab tak berkawan kala itu, hanya diri yang berbicar larut dalam kesunyian malam sampai mata memiliki bahasanya sendiri tak kan mau diam sebelum buyar penglihatan

Apa yang kau kira, apakah alam membisu? Tidak kawan! Coba kau hinggap pada dahan jam di jarum sunyi-sunyi itu kala mulut mu bungkam dengan sendirinya dikarnakan kau melihat dan mendengar suara yang begitu indah berirama secara beiringan

Mata yang pudar dari lelahnya melihat panorama tulisan jangan sampai kau khianati oleh lemahnya tangan dalam bergoyang di atas kertas putih bersama tinta hitam dan membiarkan mulutmu diam dalam seribu kata

Terlukis sebuah mimpi dalam nyata sebab mimpi yang nyata hanya bisa diraih bagi sang penikmat serta perindu malam yang matanya tak di habiskan tuk bersemayang bersama kasur-kasur penghambaan tanpa batas yang tak bertanggung jawab akan masa depanmu

Raihlah sebuah seni dalam hidup yang akan selalu kau hadapi sebagai pondasi menuju perjalanan masa depan di atas dipan-dipan tipis nan dingin yang tak sengaja kau lelap sebab lelahnya tintamu

Tak kau sendirian kawan sebab temanmu selalu ada di sampingmu menjadi pendamping menuju jembatan masa depan pembawa surat dari Allab lewat perjalanan nyatamu

Biarlah bisunya lidah terukir oleh sebuah gorena pena yang takkan punah oleh tulisan tanpa batas

#Yyun.

PEJUANG HIDUP

Pejuang hidup
Ilusi cepen by:yunsar

Pernah terlihat oleh sepasang mata
Kasat tubuh yang begitu kurus, wajah yang tak segar serta kaki tak mampu lagi melangkah
Namun terpaksa demi sebuah upah yang tak terbalas budi
hatinya selalu terikat dengan tujuan akan apa yang akan dimakan sebagai penganjal perut untuk hari ini,
Esok biarlah tuhan yang menjawab mati ataukah hidup biarlah tuhan yang menentukan asal hati dan langkah masih tetap berikhtiar maka jalan manapun akan selalu terbuka dengan rahmatnya
Begitu kuat tekat mu pejuang sampai hati teiris melihat kekuatan serta semangatmu sampai hati merasa malu

Peniti harapan dari sebuah asa tak berbalas iba hanyalah budi terkokoh kuat bagai sebuah iman yang melekat didalam dada
Dirinya memang mengemis pada tuhan tapi tidak sekali tidak pada manusia,
Hati yang penuh dengan ketakutan dan ketaatan pada Ilahi takkan mampu tergoyahkan oleh rayuan dunia yang dipenuhi hiasan fana
Kala pagi menyapa sinar mentari
Dirinya berlomba dengan sang fajar, kaki mulai melangkah dari sebuah gubuk yang tak layak dihuni namun terasa damai lalu apa yang di khawatirkan memang dunia hanyalah sampah kan?? Yang terlihat oleh mata manusia sebagai sebuah permata yang berbau harum

Saudara-saudara dunia adalah tempat yang akan hancur yang paling hancur didalam dunia adalah hati yang meyemarakkan dunia sedangkan akhirat adalah tempat yang paling baik
Namun yang lebih baik darinya adalah hati yang mencarinya

Sadarlah
Sudah berapa lama mata kita terhipnotis sampai orang yang luruspun kita hinaka
Sungguhlah diri malu tak berani berkata-kata lagi,hina sungguh hina dina yang tak damai lagi
Setiap pagi kaki keriputnya yang menggil lesu kala berjalan dengan menganggat tangan seraya berdoa kepada tuhan karna telah di beri umur dengan sahutan ayam sebagai jawabannya
Walau pulang dengan tangan kosong ataukan hanya eceran ringan dirinya tetap bersyukur

Seperti sebuah syair
Hanya kepadamu saya berpasrah diri,bukan kepada manusia
Engkau mengetahui kondisiku tanpa di beri tahu,saya bersumpah tuanku bahwa setiap kali aku lapar
Maka pintu akan terbuka bagiku dan aku akan di beri makan dan minuman

Tiadalah sempurna diri dengan selalu bersyukur menghiasi bibir dengan senyuman seuntaian kalimat pujian pada tuhan
Tiadalah berseri wajah nan elok yang hatinya selalu terpaut dengan tuhannya sang maha pencipta

Perindu yang merindu akan hal yang tak pernah dilihat apalagi diraba

Ada apa dengan sebuah kata Rindu
Semua punya rasa serta punya kata yang mewakili diantara kita
Kita memang tercipta dari tuhan untuk manusia lain lewat sebuah rasa yang terangkai pada sebuah rindu

Rasa tak terkendali akibat kendala pertemuan yang tak kan pernah di pertemukan oleh sang ilahi sebelum dunia hancur lebur karna dosa durjana walau rasa hanya ingin lewat sebuah mimpi
Manusia yang tercipta begitu sempurna terdesain rapi sebelum semuanya ada oleh sang ilahi
Yang memiliki cahaya diatas cahaya

Diri sang perindu membara bagai api berkobar serta berkibar indah lewat sebuah rasa yang terwakilkan oleh sebuah doa
Jarak begitu jauh tak terpandang oleh mata namun di rasa oleh jiwa
Siapa kata yang tak bisa di lihat oleh mata tak dapat di rasa oleh hati
Hati itu unik bisa menembus tujuh lapis langit demi sebuah rasa kasih
Sang manusia sempurna menuai rindu disetiap hati sanubari yang selalu merindukannya
Aneh namun tampak nyata rasa gelisa nan galau hanya lupa akan sebuah lisan yang terulah olah sebuah kalimat solawat
Tiadalah rasa cinta sebesar cinta Beliau kepada umatnya,walau kadang rindu umat tak berbanding lurus dengan cinta yang telah tersodorkan
Seperti kata pesair tentang sebuah rindu

Sedikit sekali orang yang bercela jaga tanpa tidur hatinya, berhenti di api membara
Pikirannya sepanjang waktu terpaku pada tuhan, mulutnya hanya mengucap namanya
Tuhanku! telah lama memendam rindu
Kapan perindu bertemu yang dirindukkan?

Jika seseorang benar-benar rindu maka dia hanya ingin mati akan sesuatu yang telah di rindukan, diri tahu hidup memang fana tapi tidak dengan sebuah rindu yang terukir abadi

Kita terangkai oleh sebuah kata yang menjadi sebuah kasih lewat sebuah kisah tidaklah sebuah cinta tumbuh tanpa adanya sebuah kerinduan, walau mata tak saling menantap walau jiwa tak saling bertemu namun kala hati saling berdoa maka sang perindu akan bertemu dengan yang dirindukan

Karna cinta tiada lain akan tumbuh akibat sebuah kerinduan yang mencekam
Yang membaca blog ini jangan lupa solawat ya
Karna rindu kita tak sebanding dengan cinta yang penuh dengan pengorbanan bahkan yang belum pernah terbayang oleh pikiranmu sebelumnya

Namun jangan biarkan hatinya mati hanya untuk merindukan sebuah dunia yang fana,karna tak pantas sebuah akhirat di korbankan hanya tuk sebuah dunia yang tak ternilai
Seperti syair pegila akan rindu berikut

Kegilaan dan kerinduan datang dan pergi
Yang satu punya batas dan yang lain juga punya batas
Keduanya menempati jasad dan hatiku
Maka jasad dan hatiku tidak pernah waras
Keduanya berada si bawah perut dan berkongsi di atas hati untuk tidak ditinggalakan oleh kesungguhan
Dokter mana yang sanggup menggibati dua penyakit yang tak punya penawar

Begitulah jika diri benar-benar rindu pada sesuatu yang di rindukan
Namum tanyakan pada siapa yang telah di rindukan apakah pantas atau bagaimana hanya diri yang tahu jawaban pada diri

Jika kau tahu syair di atas terkontarkan dari mulup para pegila di timur tengah yang sangat rindu ketaatan serta hanya ingin bertemu dengan yang terkasih yang tak pernah mati serta kekasih Allah

Jiwa boleh kehilangan kewarasan tentang dunia tapi tidak dengan akhiran jiwa boleh melarat dunia tapi rakus akan akhirat
Sadarlah dan selalulah ingat akan diri yang pasamg surut akan nikmat



INTROVERT dan TUHAN

Aku tak tahu kapan memilih diam sebagai teman dudukku
Termenung sebagai pengantar tidurku
Sunyi menjadi malam setia serta
Hening adalah diriku sendiri
Mungkin tuhan ingin menjadikan ku berbeda
Tak apa, jika itu membuat diri sadar bahwa diri tak bisa di paksakan untuk mengikuti kehendak orang lain

Aku tidak kaku dan tidak pula dingin
hanya saja…..
sedikit membutuhkan kehangantan dalam kesunyian, namun…
begitu banyak kata, bahwa intovert adalah dingin, kaku, sampai tak punya teman dan tak pandai berkawan
Percayalah itu tidak benar
Janganlah menilai buku dari covernya dan janganlah pula menilai diriku dengan tampilanku serta sikapku yang sedikit berbeda,seperti cara tuhan membuat kita beragam

Orang menanggap introvert itu aneh namun kadang kala jiwa kami menggagap bahwa orang lain lebih aneh,lalu apa bedanya?
kita merdeka serta bebas dalam kesenanangan kita masing-masing walau itu berbeda.

Begitu banyak tanggapan demi anggapan untuk diriku seorang introvert
Memang aku tanpa warna tanpa kata namun di sibukkan dengan pikiran akan sebuah masa yang pasti
yang harus di lalui oleh seorang introvert seperti diriku

Dunia terlalu ramai bagi diriku yang memliki sendu sebagai penerang ku,
sebuah cahaya tak akan padam
namun tak bersinar terang hanya remang-remang penuh kesunyian

Pemalu bukanlah sifatku,diri hanya cukup diam untuk memikirkan segala hal
karna kala keramaian kadang mengupas habis energiku
bahkan sisa cahaya yang terdapat dalam pikiran ku mulai redup di telan kebisingan yang mencekam

Keheningan menjadikan pikiranku tenang dalam menjalani hiruk piruk kehidupan yang mencekam, sepi menjadi penghiburku
kadang diri membutuhkan seorang saja yang duduk di dekat kala sepi mungkin akan ku ceritakan kenapa diri sepertiku memilih diam

Namun banyak orang tak paham akan diriku menjauh dan tak ingin mengenal
Diriku juga tak paham bagaimana menjelajahi dunia yang begitu ramai dan kejam

Ingin menggeluti sebuah cahaya namun tenaga selalu terkuras kala ingin mengenggeluti sebuah cahaya itu, bagai diri berada di sebuah keramaian terlalu lelah untuk memasuki dunia yang ramai di penuhi oleh banyak orang

Yakinlah diriku tidak pemalu dan tak sepenakut yang kalian pikirkan
Dia,aku cuman butuh keheningan untuk memikirkan segala hal

Itu saja dariku untukmu seorang INTROVERT

PUPUS DILAHAP AMARAH

Lihatlah Diri bagai angin tak tahu arah, dimana dia merasa aman ditulah dia merasa nyama, jiwa tak tahu bahwa kasat jasadnya dimainkan oleh hati nya dan terkendali oleh akalnya,

jika akal tak mampu menopang hati maka sungguhlah dia pendusta bagi dirinya apalagi orang lain, namun sebaliknya jika hatinya tidak bisa di topang oleh akalnya maka dialah yang selalu marah pada dirinya bertengkar dengan diri tanpa di ketahui oleh jiwa, bagai jiwa yang pupus tanpa tahu arah, tak punya percaya diri

Namun jika hati dan akal selaras maka jiwa bermain mengikuti irama yang bersenada tanpa suara bising di gendang telinga semu, kala di situlah mata tak bisa di tipu dan tak bisa menipu, jika hati dipenuhi oleh rasa cinta dunia maka gundahlah dia namun juka dia penuhi hati dengan kepedihan kembali pada Robbnya maka bahagialah dia

Sama dengan cinta pada manusia jika diniatkan hanya pelampiasan nafsu maka sesat yang di dapat namun jika yang diingin hanya keridhoan maka beruntunglah bagai satu yang di minta seribu di dapat bonus

Jangan memberi hati pada orang yang tak punya hati kala dia menebang tangan mu masih ada mata yang bercerita dengan hati  di rasakan oleh keheningan butiran indah yang keluar dari kelopak mata, namun kala sesorang menebang hatimu mana mau dikata, dunia terasa hampa mata tak lagi berlinang semakin kering keronta, tangan tak mampu lagi mengusap, kaki tak mampu lagi melangkah, dan jiwa bagai hidup tanpa jasad

Belajarlah dari sebuah pohon kala manusia menebang rantingnya maka masih bisa tumbuh dedaunan kecil yang akan menggantikan ranting namun kala manusia menebang batangnya maka berakhirlah sebuah pohon tak bisa tumbuh lagi walaupun bisa waktu menjadi saksi berapa lama dia akan bangkit kembali

Pandailah mengelola hati dan akal karna itu akan menjadi budi serta akhlak kita karna diri bukan hanya tentang diri tapi masih ada diri lain yang akan tumbuh sebagai generasi penelus yang di ingin lurus oleh diri

BAIK TAK BERARTI BAIK-BAIK SAJA (PENGHIANAT DIRI)

Bumi memang terdiam tanpa kata apalagi bersuara namun percayalah tiada rintihan tangisan penghuni bumi yang terlewatkan semuanya  terkirim dan terekam di angkasa sampai pada sang kuasa

Selalu membisu namun yakinlah bumipun ingin berteriak sama seperti dirimu, lagi dan lagi kau hanya berkata sudahlah tak ada gunanya buat apa
Kau lihat bumipun sedang tak baik-baik saja namun diam menjadi pilihan
jauh mata memandang tak terlihat apa-apa tertutup oleh hiasan penawar yakni bintang serta bulan purnama,namun terbalik keindahan terdapat kekejaman yang mengancam, meteor serta benda langit ganas lainnya siap menerobos masuk namun bumi tetap terlihat baik-baik saja

tak kah diri merasa malu
Cukup sudah gundah gulana hanyalah sebuah firasat saja yang akan menghilang tertelan oleh waktu malam di temani oleh sang bintang hias yang tak haus akan ingin yang di terpa angin

Cukup mengahadapkan wajah bermuka lesuh penuh lintasan tetesan mutiara asin di hadapan sang kuasa sebagai pelipur lara yang selalu lirih akan diri yang tak pernah puas akan dunia

Selalu merana meronta akan hal yang tak pasti dan memberontak akan hal yang pasti bahkan mengutuk akan rasa yang tak sesuai dan seirama apalagi tak senada dengan hatinya
Namun apalah diri hanya manusia yang selalu ingin tanpa mau salah selalu merasa benar

Tak akan ada yang peduli semua punya masalah masing-masing karna setiap diri sibuk akan dirinya sendiri bukan untuk diri lain

Kebodohan akan keegegoisan pelahan-lahan membunuh dalam diam
Siapa yang ingin kau lawan,Tuhan kah?
Ataukan alam karna membiarkanmu hidup merana?  namun jawabannya adalah dirimu sendiri

Sungguh indah orang yang mencari sesuatu dengan cara menggali diri dari dalam bukan hanya menemukan dan tak tahu siapakah yang menggali sampai diri hilang arah akan dirinya sendiri
Ada namun tak selaras rasa serta batin menjadi luka,berdarah dan bernanah namun tak berbau bangkai hanya bemuka masam akibat sebuah penghiatan atas diri sendiri yang tak di sadari

PERAHU KERTAS PENITI HARAPAN

Lama tak bersua dengan rintihan hujan yang menghujat segala rindu bagai debu
Ada namun tertutupi oleh basahan rintihan bulir kecil kasat namun menghapus sebuah kenangan


Peristiwa bagai sebuah awan datang dan pergi tak tahu akan kah kembali sama ataukan berbeda namun semuanya menjadi budak pikiran dari pakarnya alam sadar

Dunia begitu luas tuk menghamparkan sebuah harapan yang ternilai indah dan entah kapan akan terwujud, dunia memang diam namun tahu akan segala hal bukan haluan semu belaka yang ternilai sama

Harapan diri mungkin menjadi ratapan orang yang tak asing oleh diri namun terlihat kabur karna kedaan yang tak sepadan

Hujan berderai lebat membawa ketepian lorong,bagai perahu kertas yang akan meleleh karna kerasnya arus dunia

Siapa yang peduli akan harapan diri jika ternilai duri bagi seseorang kandas di tepian pikiran

Namun ingatlah rasa tak selemah pikiran orang, jiwa menggebu perahu tetap perahu bukan tentang kertasnya tapi tentang kekuatan akan sebuah rasa ingin tak akan lemah oleh terpaan angin

Tertitipkan sebuah harapan diatas perahu pada lorong kecil yang membawa pada dunia laut ternilai liar namun mempesona

Pemburu kegelapan kehidupan malam

Hidup adalah sebuah kepastian yang tak pasti akan berakhir oleh huru hara dunia yang tak selalu damai oleh hiruk piruk keadaan yang tak selalu berkawan
kadang senada, kadang memberontak berbalik arah dan tak tahu tujuan

Malam kian berlalu membawa banyak luka yang tak pernah terluka apalagi berdarah namun bernanah oleh terpaan kehidupan yang menghadap tak bisa terkendali karna kendala harapan semu yang sama sekali sebuah penipuan ternilai menawan

Tetesan bening berubah menjadi alasan terulas oleh kehidupan yang berhadapan dengan kematian yang selalu memantau

Mata selalu terjaga di keheningan malam yang memilukan
Teman yang tiada lain hanyalah angin liar, bintang yang terbentang,sunyi yang membisu dan diri dengan setapak bayangan hitam yang selalu berkawan yang sewaktu-waktu akan meninggalkan oleh kegelapan yang melahap

Urat nadi selalu memadu menembus ulu hati yang tak bertulang, menanti kedatangan sang ilahi sampai mata tertatih lelah
Tiada siapa yang menyapa selain sapaan sunyi oleh suara bisik tak berarah
Kudahapkan jiwa,raga,diri hanya bisa bersama dengan mu wahai sang illahi

Tersampaikan oleh lisan yang terulas dari kata ternilai indah oleh syair bait sebuah pengarapan akan sesuatu yang tak akan berakhir

Diri hanyalah tiada lain pemburu ya pemburu akan akhir malam mu yang dicipta oleh Kau untuk yang terkehendaki oleh yang maha berkehendak