Tidak Insyaf Kemana Sesudah Mati.

Orang takut mati karena dia tidak tahu ke mana akan pergi sesudah mati, dan tidak
tahu bahwa jiwa itu kekal. Tidak tahu pula kaifiat dan keadaan hari kemudian.
Orang yang demikian, pada hakikatnya bukanlah takut mati, tetapi tidak tahu
barang yang mesti diketahui. Yang menimbulkan takut, ialah kebodohan. Bagi orang

cerdik, kematian itu mendorongnya menghabiskan umurnya menuntut kemuliaan
rohani. Mereka lebih suka bertanggang (berjaga), tidak tidur sampai larut malam
karena memikir hikmat. Mereka berkeyakinan bahwa kesenangan sejati di dalam
kehidupan ialah terlepas dari kebodohan, terlepas dari kebingungan di dalam
menilik rahasia alam. Kepayahan yang larut menimpa jiwa, obatnya ialah
mempelajari ilmu, itulah kelezatan dan kesenangan abadi.

Oleh sebab itu orang yang cerdik giat menuntut ilmu yang hakiki, dan dengan ilmu
itu dapat menyelidiki bagaimanakah keadaan insan sesudah matinya. Seorang

Sahabat Nabi SAW bernama Haritsah berkata kepada Nabi:
“Oh, Rasulullah, seakan-akan hamba lihat Arasy Tuhan terbentang nyata di mataku.
Seakan-akan lihat ahli syurga itu hidup di dalamnya bersuka-suka, berziarah-
ziarahan. Seakan-akan hamba lihat pula ahli neraka menerima siksanya, melaknati
yang satu kepada yang lain”

Apa yang dilihat oleh Haritsah ini diperoleh dengan menyelidiki hakikat diri, dan
menyelidiki hubungannya dengan keadaan badan kasar, bagaimana khasiat dan
pengaruh jiwa, apa yang disukainya dan apa pantangnya. Hadapkan ke mana tujuan
kesucian dan hindarkan dari kerendahan yang menghalangi kesempurnaannya.
Karena kehendak rohani yang suci amat berbeda dengan kehendak ikatan badan
yang kasar.

Islam menyuruh kita berfikir, menyelidiki dan merenungi, disuruhnya bangun
tengah malam, waktu gelap membawa kesunyian, di waktu cahaya yang lahir gelap
dan cahaya batin terang, maka dari alam ghaib akan menyorotlah cahaya abadi
kepada yang ghaib itu. Disuruhnya memperhatikan keadaan alam bagaimana unta
terjadinya, bagaimana langit terbentang, keadaan bukit di bumi, dan keadaan bumi
terhampar.